Garuda Airlines segera kembali di Eropa?
Le gouvernement indonésien a fait voter une nouvelle loi obligeant les compagnies aériennes de l'archipel à être à la tête d'une flotte d'au minimum dix appareils d'une capacité de plus de 30 sièges. Les transporteurs ont jusqu'à 2012 pour remplir ce nouveau critère. Les autorités indonésiennes veulent ainsi encourager les compagnies du pays à se développer sur de solides bases financières et sécuritaires. Au cours des dernières années, elles n'ont eu de cesse de durcir leur règlementation aéronautique afin d'assainir leur ciel. D'autant que toutes les compagnies du pays figurent sur la liste noire européenne. Reste à savoir si ce nouvel effort assouplira les positions de Bruxelles, jusqu'alors inflexible. Pas même la certification Iosa obtenue par Garuda Airlines l'année dernière ne l'a convaincu de retirer cette dernière de la liste noire. Pourtant, les professionnels européens du tourisme attendent que la principale compagnie indonésienne soit à nouveau autorisée à voler en Europe.
Pemerintah Indonesia telah disahkan undang-undang baru memerlukan penerbangan ke pulau-pulau yang akan memimpin armada sedikitnya sepuluh pesawat dengan kapasitas lebih dari 30 kursi. Operator yang memiliki sampai 2012 untuk memenuhi kriteria ini. Pihak berwenang di Indonesia akan mendorong perusahaan-perusahaan di negara ini untuk mengembangkan dasar keuangan yang kuat dan aman. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah berulang kali untuk mempererat mereka peraturan penerbangan untuk membersihkan kami langit. Terutama sejak semua perusahaan di negara ini di blacklist. Apakah masih baru ini akan memudahkan upaya posisi Brussels, hingga kini beku. Bahkan tidak mendapat sertifikasi oleh Iosa Garuda Airlines tahun terakhir mereka yakin untuk mengundurkan diri dari blacklist. Namun, pariwisata profesional utama mengharapkan bahwa Indonesia adalah perusahaan diizinkan lagi untuk terbang di Eropa.